#navbar-iframe { display: none !important; } Blog Kang Cepot: Racun Gurita Antartika Dapat Mengobati Hati

Thursday 23 February 2012

Racun Gurita Antartika Dapat Mengobati Hati



Penyakit lever (hepatitis), hingga kini merupakan salah satu jenis penyakit menular yang sulit disembuhkan. Terutama bagi para penderita yang sudah mencapai tahapan stadium empat, fungsi hatinya nyaris sudah tidak berfungsi. Selain dalam bentuk pengobatan, terapi yang paling mahal adalah transplantasi hati. Untuk ini hanya bisa dilakukan oleh orang-orang berduit, karena biayanya sangat mahal dan dilakukan diluar negeri seperti di Cina, Singapura, dan lain-lain.
Untuk pertama kalinya, para peneliti farmasi  dari beberapa perguruan tinggi terkenal di dunia mengadakan penelitian untuk mencari obat yang ampuh melawan penyakit ini. Para ahli melirik pada racun gurita yang sudah ratusan tahun digunakan sebagai bahan pengobatan oleh suku bangsa Viking. Mereka menyatukan pemahaman, tentang sifat-sifat racun sebagai sumber daya potensial untuk pengembangan obat.
Studi yang dilakukan oleh tim peneliti farmasi internasional itu gabungan dari para ahli dari University of Merlbourne, Universitas, Universitas Teknologi Utretch, Universitas Ilmu Pengetahuan Norwegia dan University of hamburg, meneliti sifat racun gurita antartika.
Di kedalaman laut dengan temperatur dibawah nol derajat, terdapat empat spesies gurita. Venom ini telah lama diakui, sebagai sumber berharga berfotensi untuk pengembangan obat. Namun para ilmuwan baru menemukan sebagian kecil saja kegunaannya untuk pengobatan. Padahal masih banyak dari keluarga gurita seperti sotong, cumi-cumi, dan ubur-ubur yang racunnya memiliki sifat unik, terutama spesies yang hidup di suhu sub-nol derajat.
Dr Bryan Fry, team leader dari Institut Bio-21 mengatakan, binatang berbisa ini sifat racunnya masih diliputi kabut misteri dan masih butuh penelitian mendalam. Terutama yang menyangkut bagaimana sifatdan kekuatan racun mereka yang telah beradaptasi dalam pengaruh hidup di bawah temperature nol, yang pada kebanyakan venom akan kehilangan fungsinya.
Fry mengatakan, telah menemukan sejenis protein kecil baru di racun gurita, dengan kegiatan yang sangat menarik. Protein ini diduga berfotensi dalam rancangan obat, namun untuk lebih jelasnya akan terungkap setelah dilakukan studi lebih mendetail. Penelitian berikutnya yaitu, sebuah pemahaman tentang struktur dan cara kerja racun, yang ditemukan di semua gurita dapat membantu jadi obat untuk nyeri sendi, alergi dan penyakit kanker hati.
Melalui pendanaan dari divisi Antartika Australia, tim mengumpulkan 203 ekor gurita dari perairan Antartika. Mereka kemudian mengelompokkan profil berdasarkan sifat genetis, dan specimen racunnya di identifikasi di laboratorium. “Ternyata tidak hanya gurita Antartika yang memiliki sifat venom unik. Di luar sana banyak species lain, yang memiliki sifat protein racun lebih dari yang diperkirakan.” Dari urutan kingdomnya, beberapa cumi berbisa menunjukkan mereka memiliki nenek moyang yang berbisa juga. Hasil studi tentang sifat biokimia racun, yang berfotensi untuk bahan obat kanker ini, akan diterbitkan dalam Journal of Molecular Evolution akhir tahun ini.
Fry, ahli biokimia di Bio-21 Institute, dari University of Melbourne, mengemukakan, species gurita bercincin biru, adalah satu-satunya kelompok yang sangat berbahaya bagi manusia. Spesies ini menggunakan racunnya untuk melumpuhkan atau bahkan mematikan. Mangsanya. Seekor kerang bila terkena sengatan racunnya akan lumpuh, dan cangkangnya akan terbuka karena syarafnya lumpuh. “venom protein beracun dari gurita itu, memiliki fungsi khusus seperti mellumpuhkan system saraf pusat,” katanya.

Sumber: Pikiran Rakyat Edisi 22 Desember 2011  

No comments:

Post a Comment