Mengunyah makanan
ternyata berkaitan erat dengan kesehatan. Dalam mengunyah makanan bahkan kita
bisa menjadikannya sarana berzikir yang menyehatkan jiwa.
Berapa kalikah anda
mengunyah makanan di dalam mulut? Sebelum kita menjawabnya , kita periksa dulu
apa yang terjadi saat kita mengunyah.
Saat kita mengunyah
makanan, sebenarnya kita melakukan proses pra-pencernaan, artinya pencernaan
sebenarnya di mulai dari mulut, bukan perut. Makanan dihaluskan agar bisa
terserap dengan baik dalam tubuh. Air liur juga akan membantu proses ini dengan
memecah makanan menjadi bagian-bagian yang kecil berikut zat yang terkandung di
dalamnya.
Proses kimiawi dari
pencernaan juga dimulai dengan mengunyah. Kontak makanan dengan dengan air liur
bukan hanya penting karena dapat membantu untuk melumasi makanan, sehingga
memudahkan makanan (terutama yang dikeringkan) lulus lebih mudah ke
kerongkongan, tetapi karena air liur mengandung enzim yang berkontribusi pada
proses kimia pencernaan.
Bila makanan tidak
dikunyah dengan baik dan fragmen makanan masih terlalu besar sampai saat di
perut untuk dihancurkan, maka pencernaan sempurna tidak terjadi. Ingat bahwa
gigi hanya ada di mulut sementara usus dan lambung tak memiliki gigi. Ekstrak
dari makanan akan gagal diserap. Bakteri juga akan timbul yang menjadi penyebab
utama gangguan di perut dan usus. Selain itu, otot perut akan rileks jika
proses mengunyah sempurna dan pemilahan mana yang sari dan sisa makanan sudah
dapat dimulai yang membuat kerja pankreas dan lambung lebih ringan.
Menurut seorang ahli
gizi, Prof Hiromi Shinya, dalam bukunya the Miracle of Enzyme, mengunyah
perlu diperhatikan dan menjadi unsur penting bagi kesehatan. Melihat
proses-proses ini tentulah terbayang bahwa mengunyah yang cepat atau makan
secara terburu-buru tak baik bagi pencernaan.
Menurut Prof Hiromi,
mengunyah yang baik adalah antara 30-60 kali untuk makanan biasa, sedangkan
untuk makanan yang sulit dicerna sebanyak 70-75 kali. Jika jumlah kunyahan
sedikit misal hanya 7-10 kali maka sebagian makanan itu akan terbuang tanpa terserap dan bahkan
menimbulkan pembusukan yang menghasilkan banyak zat membahayakan dalam perut.
Karenanya,
bersungguh-sungguhlah dalam mengunyah makanan anda dengan tenang, rileks dan
bahagia. Bayangkan bahwa makanan itu akan sampai di perut anda dan menjadi
bagian penting yang akan mempengaruhi hidup anda. Kunyahlah sampai anda tak
lagi tahu mana tangkai dan bunga brokoli, mana kulit dan daging ayam. Dan mana
butiran nasi dan serpihan bawang. Jadi harus halus dan lunak sekali. Dengan
begitu, anda punya waktu lama untuk menikmati makanan dalam mulut dan dengan
sendirinya anda tak akan makan dengan jumlah berlebihan.
Lalu apakah ini juga
dicontohkan Nabi? Tentu saja. Nabi dikabarkan mengunyah makanan secara
perlahan. Beberapa ahli agama menganjurkan 33 kali. Dengan angka itu kita tak
hanya bisa menghancurkan makanan dengan sempurna tapi juga bisa sekalian
berzikir agar makanan menjadi berkah dalam tubuh kita.
oohhhhhh
ReplyDelete