#navbar-iframe { display: none !important; } Blog Kang Cepot: Permen Karet Hasil Dari Keisengan

Thursday 16 February 2012

Permen Karet Hasil Dari Keisengan

Mungkin tak sedikit di antara anda yang memiliki kebiasaan mengunyah permen karet. Permen bertekstur kenyal, lengket, dan dapat di bentuk menjadi gelembung ini memang kerap dijadikan pilihan untuk membersihkan gigi dan mengurangi bau mulut. Sejak berabad-abad lalu, orang-orang Yunani kuno sebenarnya sudah mengunyah permen karet yang berasal dari getah dan kulit pohon dammar wangi yang banyak ditemukan di pulau Chios, Yunani. Getah dammar tersebut banyak disukai para kaum hawa untuk menjaga kesegaran napas mereka. Permen karet baru beredar secara komersial pada pertengahan abad ke-18. Permen karet pertama kali beredar di pasaran dengan merk black jack, yang memiliki rasa manis dan enak untuk dikunyah. Adalah Thomas Adams, seorang penemu asal Amerika serikat yang melanjutkan kesuksesan penemuan permen karet tersebut. Berasal dari kegagalannya menciptakan mainan anak-anak yang berbahan dasar lateks sebagai pengganti karet, Adams yang merasa lelah dan putus asa lalu iseng mengunyah potongan lateks tersebut ke dalam mulutnya dan merasakan sensasi tersendiri ketika mengunyahnya. Dari keisengannya itu, pada tahun 1870, Adams dan anak-anaknya kemudian mendirikan pabrik pertama yang khusus memproduksi permen karet dengan beragam rasa. Adams pun kemudian mematenkan permen karet produksinya yang diberi label Adam’s New York Chewing Gum, yang sangat digemari di Amerika Serikat pada masa itu. Permen karet temuan Adams ini kemudian dikembangkan oleh seorang penemu bernama John Colgan. Colgan berhasil menambahkan komposisi khusus yang dapat lebih bertahan lama ketika dikunyah. Selain Colgan, seorang penemu bernama William Wrigley Jr pun memiliki resep tersendiri dalam memproduksi permen karet yang kemudian ia beri label Wrigley Doublemint. Ia menciptakan permen karet dengan aroma mint yang dapat bertahan lama di mulut sehingga dapat membantu menyegarkan napas konsumennya. Sejak itulah, industry permen karet terus berkembang.

Sumber: Pikiran Rakyat Edisi 16 Februari 2012

No comments:

Post a Comment