#navbar-iframe { display: none !important; } Blog Kang Cepot: Kandungan Gizi Kraca (Tutut)

Tuesday, 7 February 2012

Kandungan Gizi Kraca (Tutut)



Dari sawah naik status ke meja makan. Begitulah nasib keong.Sebetulnya sudah lama hewan berlendir ini menjadi menu favorit umat manusia. Meski sewaktu mentah terlihat sangat menjijikkan karena tubuhnya yang berlendir, setelah diolah ternyata amat lezat.
Secara international, keong cukup popular. Banyak warga yang juga doyan mengonsumsi keong-keong ini. Konon, konsumsi produksi-produk keong international mencapai 400.000 ton, yang setara dengan dua juta keong segar.
Menu yang paling terkenal tentu saja escargot. Ini adalah menu favorit orang Prancis. Escargot bahan bahan bakunya adalah bekicot. Biasanya escargot dijadikan appetizer. Jika disajikan dengan ciamik maka harga escargot bisa sangat mahal. Dan orang Australia juga mengenal menu keong. Mereka menyebutnya abalone, yang dijadikan sebagai makanan utama. Biasanya, dicampurkan dengan spageti.
Keong memang sangat lezat dan memiliki kandungan gizi yang tinggi karena kaya protein tetapi rendah lemak. Menurut Staf Pengajar Jurusan Teknologi Pertanian Unsoed Purwokerto Dr. Nur Aini, dalam situs Kulinologi Indonesia, dalam seratus gram bagian keong yang dapat dimakan terdapat 16 gram protein sehingga apabila mengonsumsi 100 gram keong (kraca/tutut), tubuh kita sudah mendapat 32 persen protein dari kebutuhan sehari-hari. Protein menunjang keberadaan setiap sel tubuh dan juga berperan dalam proses kekebalan tubuh. Konsumsi protein hewani dalam makanan sehari-hari diperlukan oleh tubuh disamping protein nabati.
Sementara kadar lemak dalam 100 gram keong terdapat dalam jumlah 1,4 gram. Lemak yang terdapat dalam keong merupakan asam lemak esensial dalam bentuk asam linoleat dan asam linolenat. Suatu studi di Brazil menunjukkan bahwa 75 persen lemak dalam keong merupakan asam lemak tidak jenuh yang dapat menurunkan kadar kolesterol darah. Asam lemak tidak jenuh tersebut 57 persen tersusun dari asam lemak tak jenuh ganda dan sisanya merupakan asam lemak tak jenuh tunggal. Kandungan vitamin dalam keong juga cukup tinggi dengan dominasi vitamin A, vitamin E, niacin, dan folat. Vitamin A berperan dalam pembentukan indra penglihatan yang baik, terutama di malam hari, sebagai salah satu komponen penyusun pigmen mata di retina serta menjaga kesehatan kulit dan imunitas tubuh.
Niacin atau vitamin B3 berperan penting dalam metabolisme karbohidrat untuk menghasilkan energy, metabolisme lemak, dan protein. Di dalam tubuh, vitamin B3 memiliki peran penting dalam menjaga kadar gula darah, tekanan darah tinggi, penyembuhan migrant, dan vertigo.
Adapun vitamin E berperan dalam menjaga kesehatan berbagai jaringan. Mulai dari jaringan kulit, mata, sel darah merah hingga hati. Vitamin E juga merupakan senyawa antioksidan alami. Folat berfungsi membantu pembentukan sel darah merah, mencegah anemia, sebagai bahan pembentukan bahan genetic sel, dan sangat esensial selama kehamilan karena mencegah timbulnya kecacatan tabung saraf pada bayi. Apabila kita mengonsumsi 100 gram kraca, maka kita dapat memenuhi kebutuhan 2 persen vitamin A, 23 persen vitamin E, 7 persen niacin, dan 66 persen folat.
Belum lagi kandungan mineralnya. Mineral merupakan zat yang berperan penting pada tubuh manusia untuk pengaturan kerja enzim-enzim, pemeliharaan keseimbangan asam dan basa, membantu pembentukan ikatan yang memerlukan mineral seperti pembentukan haemoglobin. Kandungan mineral yang utama pada keong berupa kalsium, zat besi, magnesium, kaliumdan fosfor. Apabila kita mengonsumsi 100 gram kraca, maka sudah memenuhi 17 persen kasium dan 13,5 persen zat besi untuk kebutuhan tubuh sehari-hari.
Begitu tingginya kandungan gizi keong. Oleh karena itu, jangan sia-siakan anugerah Allah SWT ini.

Sumber: Pikiran Rakyat Edisi 6 Agustus 2011

1 comment: