Untuk para anak muda yang sedang jatuh cinta, tentu tidak ingin dong kita di bohongi. Apakah pasangan kita itu benar-benar cinta dan sayang kepada kita atau cuman bualan di mulut aja. Nah ini ada temuan baru untuk mengetahui apakah pasangan kita itu benar-benar mencintai kita atau tidak.
Dalam
menjalankan hubungan dengan pasangan sudah tentu kita ingin sekali mengetahui
seberapa besar kadar cinta pasangan.
Karenanya, beragam cara telah dilakukan untuk
mengetahui berapa dalam cinta Anda atau pasangan kepada Anda.
Sebuah penelitian terbaru menunjukkan bahwa
oksitosin yang ditemukan dalam darah bisa berfungsi sebagai pengukur kadar
cinta dalam sebuah hubungan.
Seperti dikutip Times of India, para ilmuwan tersebut
menemukan tingkat oksitosin, atau dikenal sebagai hormon cinta, dapat
meningkatkan empati dan ikatan antara orangtua dengan anak, pada wanita
menyusui, dan saat sedang jatuh cinta yang dikaitkan dengan respons emosional
antara pasangan.
Peneliti menguji tingkat oksitosin dalam darah terhadap 163 anak muda. 120 orang diketahui baru saja menjalin hubungan asmara. Hasilnya, peneliti menemukan orang yang baru memiliki kekasih baru mempunyai tingkat oksitosin yang lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang lajang.
Peneliti menguji tingkat oksitosin dalam darah terhadap 163 anak muda. 120 orang diketahui baru saja menjalin hubungan asmara. Hasilnya, peneliti menemukan orang yang baru memiliki kekasih baru mempunyai tingkat oksitosin yang lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang lajang.
Bahkan, tingkat oksitosin akan semakin tinggi
saat ada sentuhan mesra, mood baik dan berpegangan tangan.
Pasangan yang tinggal bersama menunjukkan tingkat
oksitosin yang lebih tinggi pada periode awal percintaan. Peneliti juga
menemukan pasangan dengan tingkat oksitosin tinggi sejak awal berpacaran, lebih
mungkin untuk tetap bersama.
Bahkan setelah enam bulan penelitian, peneliti
masih menemukan 25 pasangan yang masih bersama (belum putus).
Penelitian ini menarik dan dapat digunakan
sebagai hipotesis untuk mengukur usia sebuah hubungan. Namun faktor dasar dari
sebuah hubungan tidak hanya mengenai hormon, tetapi aspek lain dari perbedaan kepribadian,
yang dipengaruhi oleh lingkungan masa kecil, teman sebaya dan faktor lainnya.
"Saya juga merasa bahwa hormon dalam tubuh
dan otak kita tergantung pada fluktuasi, dan juga bergantung pada apa yang kita
lalui dan makan sehari-hari," papar psikologis klinik, Seema Hingorrany.
Namun penelitian ini tidak menunjukkan apakah orang yang memiliki tingkat oksitosin tinggi lebih mungkin untuk jatuh cinta.
Namun penelitian ini tidak menunjukkan apakah orang yang memiliki tingkat oksitosin tinggi lebih mungkin untuk jatuh cinta.
"Penelitian ini harus melihat efek lain dari
perubahan hormon dan efek lain dari oksitosin," tambah Seema.
Sumber: http://gayahidup.inilah.com/read/detail/1833848/ini-dia-cara-jitu-ukur-kadar-cinta-pasangan
No comments:
Post a Comment