Mungkin
tak sedikit di antara anda yang memiliki kebiasaan mengunyah permen karet.
Permen bertekstur kenyal, lengket, dan dapat di bentuk menjadi gelembung ini
memang kerap dijadikan pilihan untuk membersihkan gigi dan mengurangi bau
mulut. Sejak berabad-abad lalu, orang-orang Yunani kuno sebenarnya sudah
mengunyah permen karet yang berasal dari getah dan kulit pohon dammar wangi
yang banyak ditemukan di pulau Chios, Yunani. Getah dammar tersebut banyak
disukai para kaum hawa untuk menjaga kesegaran napas mereka. Permen karet baru
beredar secara komersial pada pertengahan abad ke-18. Permen karet pertama kali
beredar di pasaran dengan merk black jack, yang memiliki rasa manis dan enak
untuk dikunyah. Adalah Thomas Adams, seorang penemu asal Amerika serikat yang
melanjutkan kesuksesan penemuan permen karet tersebut. Berasal dari
kegagalannya menciptakan mainan anak-anak yang berbahan dasar lateks sebagai
pengganti karet, Adams yang merasa lelah dan putus asa lalu iseng mengunyah
potongan lateks tersebut ke dalam mulutnya dan merasakan sensasi tersendiri
ketika mengunyahnya. Dari keisengannya itu, pada tahun 1870, Adams dan
anak-anaknya kemudian mendirikan pabrik pertama yang khusus memproduksi permen
karet dengan beragam rasa. Adams pun kemudian mematenkan permen karet
produksinya yang diberi label Adam’s New York Chewing Gum, yang sangat digemari
di Amerika Serikat pada masa itu. Permen karet temuan Adams ini kemudian
dikembangkan oleh seorang penemu bernama John Colgan. Colgan berhasil
menambahkan komposisi khusus yang dapat lebih bertahan lama ketika dikunyah.
Selain Colgan, seorang penemu bernama William Wrigley Jr pun memiliki resep
tersendiri dalam memproduksi permen karet yang kemudian ia beri label Wrigley
Doublemint. Ia menciptakan permen karet dengan aroma mint yang dapat bertahan
lama di mulut sehingga dapat membantu menyegarkan napas konsumennya. Sejak
itulah, industry permen karet terus berkembang.
Sumber:
Pikiran Rakyat Edisi 16 Februari 2012
No comments:
Post a Comment