Petualangan
seks tanpa ikatan, atau yang dikenal dengan istilah one
night stand, kini memang
sudah mendunia. Bahkan menjadi sebuah fenomena di kalangan kaum metropolis.
Jumlahnya yang kian hari semakin bertambah
seperti sebuah penunjukan atas refleksi emansipasi yang nyaring diserukan di
kalangan perempuan. Demi memperjuangkan kesetaraan hak dengan kaum pria, dalam
hal kebebasan menikmati seks pun para wanita juga ingin mengambil peran.
Petualangan itu digambarkan penuh passion, terselip kesembronoan juga keberanian karena pelakunya bersedia berbagi tubuh dan nikmat bersama seseorang, tanpa perlu kenal wajah, tanpa perlu tahu nama bahkan identitas.
Petualangan itu digambarkan penuh passion, terselip kesembronoan juga keberanian karena pelakunya bersedia berbagi tubuh dan nikmat bersama seseorang, tanpa perlu kenal wajah, tanpa perlu tahu nama bahkan identitas.
One night stand (ONS), diartikan juga
sebagai casual sex yang berarti bercinta tanpa komitmen, dan juga
telah mengalami pergeseran istilah, yaitu sex buddy atau mitra seks.
Sebuah aktivitas seks yang bisa dilakukan kapan
saja dan dengan siapa saja, berprinsip pada 'have fun, no more! Without
love, comitment and married'.
Sesuatu yang dianggap 'tabu' dan dosa itu, di
budaya Indonesia yang masih 'timur' ini sepertinya kini makin bisa. Bagai
terseret arus 'Barat', ONS pun menjalar di semua kalangan, sah-sah saja
dilakukan, asal 'suka sama suka', ayo saja!
Namun dari penelitian yang pernah dilakukan
terkait kebebasan seks, pria ternyata masih lebih mahir melakukan ONS ketimbang
wanita. Mahir di sini dalam artian, pria terbiasa melakukannya tanpa merasa takut,
rileks dan tanpa beban.
Professor Anne Campbell dari Universitas Durham
Inggris sempat meneliti 1.743 pelaku ONS, termasuk pria dan wanita.
Anne menanyakan tentang perasaan mereka setelah
menjalani ONS, dan ternyata sebebas-bebasnya wanita menikmati seks, mereka
justru didera perasaan bersalah dan menyesal setelah petualangan seks itu
berakhir.
Sedang berkebalikan dari wanita, 80% peserta pria
yang disurvei malah merasakan hal positif. Itu karena kebanyakan pria merasa
bangga menceritakan 'petualangan seks semalam' kepada teman-temannya, sedang
wanita memilih menyimpan rapat-rapat pengalaman one night stand-nya.
Lalu jika wanita sakit 'patah hati', sebagai akibat ia terlalu melibatkan perasaannya saat pertemuan singkat di ranjang itu disudahi, lantas perlukah kita menyalahkan si wanita? Salah sendiri pakai perasaan!
Lalu jika wanita sakit 'patah hati', sebagai akibat ia terlalu melibatkan perasaannya saat pertemuan singkat di ranjang itu disudahi, lantas perlukah kita menyalahkan si wanita? Salah sendiri pakai perasaan!
Sebuah kewajaran jika dua insan saling bertemu di
suatu malam, terlibat pembicaraan intim yang berakhir di ranjang, dan lantas si
wanita mengharap lebih dari sekadar seks.
Kompensasi atas passion yang deras
mengalir dalam tubuhnya terhadap si pria adalah kata cinta atau sayang yang
terucap. Ini seperti pembenaran atas sebuah ungkapan lama 'pria mencintai untuk
mendapatkan seks, sementara wanita memberikan seks untuk mendapatkan cinta'.
Namun dari seribu petualangan seks semalam, hanya segelintir pasangan ONS bersedia bertemu kembali dan terlibat cinta sejati.
Namun dari seribu petualangan seks semalam, hanya segelintir pasangan ONS bersedia bertemu kembali dan terlibat cinta sejati.
Seperti yang diungkap Anne dalam penelitiannya,
bahwa perbedaan yang mendasar antara pria dan wanita yang menjalani
'petualangan seks semalam' adalah bahwa pria hanya menyukai hubungan jangka
pendek dengan berbeda-beda pasangan.
Sementara wanita, lebih mementingkan kualitas
bercinta dari sekadar kuantitasnya saja.
Namun benar, jika wanita butuh usaha keras menerima kenyataan atas 'petualangan seks semalam' yang berujung patah hati. Alih-alih ingin membuat si pria sadar dan bersedia melihat bahwa cinta itu telah hadir, menelusup tanpa permisi di bilik hati sang wanita, ada kesediaan mereka, para wanita itu bersedia mengulang kembali 'petualangan seks semalam'.
Menyedihkan memang, namun inilah suguhan faktanya. Bahwa ternyata seks tak selalu bisa mempengaruhi perasaan pria untuk berubah dan lalu mencinta.Harapan petualangan seks semalam yang unforgetable, kenyataannya pun bisa juga jadi fatal.
Namun benar, jika wanita butuh usaha keras menerima kenyataan atas 'petualangan seks semalam' yang berujung patah hati. Alih-alih ingin membuat si pria sadar dan bersedia melihat bahwa cinta itu telah hadir, menelusup tanpa permisi di bilik hati sang wanita, ada kesediaan mereka, para wanita itu bersedia mengulang kembali 'petualangan seks semalam'.
Menyedihkan memang, namun inilah suguhan faktanya. Bahwa ternyata seks tak selalu bisa mempengaruhi perasaan pria untuk berubah dan lalu mencinta.Harapan petualangan seks semalam yang unforgetable, kenyataannya pun bisa juga jadi fatal.
Gairah yang memburu dan melesak keluar sanggup
mematikan perasaan, juga logika, hingga karena bujuk dan rayu 'tak perlu
pengaman', lebih enak, kok kenikmatan sesaat itu tak lagi jadi indah dan
terkenang.
Sumber: http://gayahidup.inilah.com/read/detail/1834014/petualangan-seks-tanpa-ikatan-nikmatkah
Sumber: http://gayahidup.inilah.com/read/detail/1834014/petualangan-seks-tanpa-ikatan-nikmatkah
No comments:
Post a Comment