Bagi
kebanyakan orang, beras yang telah ditanak menjadi nasi hanyalah pengganjal
perut. Nasi yang telah menjadi makanan pokok masyarakat asia ini telah dikenal
memiliki kandungan karbohidrat yang sangat tinggi hingga dapat memasok energy untuk
beraktifitas sehari-hari.
Berdasarkan
penelitian Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi), di Indonesia, beras
menyumbang 63 persen energy, 38 persen protein, dan 21,5 persen zat besi. Beras
juga berfungsi sebagai pangan
fungsional karena mengandung satu atau
lebih komponen yang memiliki fungsi fisiologis tertentu dan bermanfaat bagi
kesehatan.
Lain
lagi cerita untuk beras merah. Dalam beras merah berlaku juga untuk beras ketan
merah, beras dapat berperan lebih dari sekedar sumber kalori dan kandungan di
atas tadi. Beras merah dapat menjadi sumber makanan yang kaya gizi, bahkan
memiliki khasiat sebagai anti kanker, antioksidan, serta mencegah penyakit
jantung koroner. Kandungan itu benar-benar ada dan telah diteliti banyak ahli.
Kandungan
gizi yang lebih dalam merah telah diketahui oleh para leluhur kita. Banyak
orang tua terdahulu menyarankan ibu hamil dan bayi untuk mengonsumsi beras
merah. Selain itu, beras merah juga biasanya diberikan pada bayi yang tengah
menderita diare agar lekas sembuh. Tak heran jika beras merah menjadi salah
satu kandungan dalam bubur bayi yang diproduksi secara missal oleh industry.
Semua perlakuan itu menandakan bahwa beras merah bukanlah beras biasa.
Menurut
Buang Abdullah, Phd, pemulia padi dari BB padi sukamandi Subang, antosianin
adalah pigmen member warna merah dalam beras merah. Antosianin inilah yang
berfungsi sebagai antioksidan, antikanker, dan mencegah penyakit jantung
koroner melalui pencegahan penyempitan pembuluh arteri atau antiaterogenik.
Dalam jumlah sedikit saja, antisianin ternyata sudah cukup efektif mencegah
lemak jahat (low density lipoprotein/LDL), serta menjaga dan memperbaiki organ
penglihatan (mata).
Beras
merah juga mengandung vitamin B1. Vitamin B1 berperan sebagai koenzim dalam metabolisme
karbohidrat dalam bentuk thiamine pyrophosphate (TPP). Asam folat adalah salah
satu jenis vitamin B dan memiliki kemampuan menurunkan tingkat homocysteine
plasma yang merupakan salah satu factor pencetus terjadinya penyakit jantung.
Sifat asam folat yang protektif terhadap penyakit degenerative berkaitan erat
dengan aktivitas senyawa tersebut sebagai antioksidan.
“Peningkatan
kualitas beras merah memegang peran penting dalam perbaikan gizi masyarakat Indonesia
yang sebagaian besar menjadikan beras sebagai makanan pokok,” kata Buang. Karena
itu, menurut dia, perbaikan kualitas beras merah merupakan salah satu tujuan
utama program pemuliaan tanaman padi. Kualitas beras dinilai berdasarkan
kualitas penggilingan, ukuran butir, bentuk, penampilan, aroma, dan
karakteristik memasak.
Sumber
: Pikiran Rakyat Edisi 13 Februari 2012
No comments:
Post a Comment