Jika kini garpu dianggap umum digunakan di meja makan, bahkan menjadi
perangkat wajib dalam etika makan (table manner) bersamaan dengan
peralatan makan lainnya, tidak demikian di abad pertengahan. Seperti dilansir
Didyouknow.org, pada masa itu, makan menggunakan garpu justru dianggap sebagai
suatu hal yang tercela. Bahkan, ketika seorang putri Yunani meninggal dunia
sesaat setelah memperkenalkan garpu kepada para tamu di pesta pernikahannya,
banyak orang menganggap hal tersebut sebagai hukuman Ilahi. Tak pelak, celaan
kerap datang kepada orang-orang yang memberanikan diri makan menggunakan garpu.
Mereka dianggap tidak mensyukuri “garpu alami” berupa tangan yang telah
diberikan Tuhan. Meski kemudian garpu dianggap sebagai peralatan makan biasa di
atas meja para bangsawan di Italia dan digunakan di Prancis pada abad ke-14,
ketika diperkenalkan di Inggris pada tahun 1611 oleh Thomas Coryat melalui
bukunya Coryat’s Curdities Hastily Gobbled up in Five Months Travels in France,
Savoy, Italy, & C., hal tersebut tetap saja mengundang cemoohan. Coryat
bahkan diolok-olok hingga banyak orang menyebutnya furcifer (pembawa garpu). Kelas
atas Spanyol baru menggunakan garpu pada abad ke-16. Hal itu diketahui dari
garpu yang ditemukan bersamaan dengan bangkai kapal La Girona yang tenggelam di
lepas pantai Irlandia tahun 1588. Pada awal perkembangannya, garpu yang umum
digunakan hanya berupa dua sundukan yang dikenal pula dengan sebutan split
spoon atau sendok terbelah. Sementara itu, garpu dengan 4 dan 5 sundukan, baru
ditemukan sekitar abad ke-16 hingga 18.
Sumber: Pikiran Rakyat Edisi 2 Februari 2012
No comments:
Post a Comment